Senin, 12 Mei 2008

SISTEM POMPA AIR GRAVITASI

Ketertarikan para eksperimenter terhadap desain maupun prototype Pompa Air Tenaga Gravitasi dari waktu ke waktu tidak pernah surut. Dengan adanya kenaikan harga BBM dan kenaikan TDL, ketertarikan tersebut berubah menjadi obsesi berdasarkan keyakinan bahwa Pompa Air Tenaga Gravitasi tersebut merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah energi yang berkepanjangan. Bahkan pada dekade delapanpuluhan, ada salah satu stasiun TV yang menayangkan ujicoba prototype yang diyakini sukses oleh banyak orang. Sebagian besar orang amat terkesan dengan penemuan yang spektakuler tersebut. Betapa tidak, dengan Pompa Air Tenaga Gravitasi tersebut, orang dapat menaikkan air dari sumur ke permukaan tanah tanpa memerlukan bahan bakar maupun listrik. Tinggal putar keran, maka air akan naik dari sumur melalui pipa dan drum dan keluar dari keran menuju bak atau ember.

Kemudian ide tersebut berkembang lebih lanjut untuk membuat pompa dengan ukuran besar. Dengan pompa ukuran besar, maka jumlah air yang dihasilkan juga lebih besar sehingga dapat digunakan untuk menggerakkan kincir atau turbin air. Selanjutnya, kincir atau turbin digunakan untuk menggerakkan generator sehingga dapat menghasilkan listrik. Untuk menghemat air, maka air yang telah digunakan untuk memutar kincir atau turbin dikembalikan lagi ke sumur untuk dipompa lagi sehingga membentuk suatu siklus. Jadi secara keseluruhan, sistem tersebut dapat dikatakan sebagai pembangkit listrik tenaga gravitasi yang dapat menghasilkan listrik tanpa bahan bakar. Sungguh merupakan suatu ide yang brilian, yang pasti didukung oleh masyarakat luas yang sedang mengalami krisis energi.

Proses atau bagan cara kerja pompa air tersebut ialah sebagai berikut:

Elemen-elemen penting dari system diatas ialah:
a. Air sumur

b. One way valve

c. Pipa isap

d. Reservolt

e. Leher angsa

f. One way valve

g. Kran

h. Leher angsa

Variable penting dari setiap elemen adalah:

Potensial air dari A ke C melalui B: EpAC = EpAB + EpBC

m.g.h1 +(-m.g.h2)

m.g.h1 – m.g.h2

m.g (h1 – h2)

karena h1>h2, maka h1 – h2 > 0

= m.g.(h1 – h2)> 0

= EpAC >

Analisa Perhitungan
Untuk Motor induksi, performansi dapat diketahui dari besar slip yang
merupakan syarat supaya motor induksi dapat berputar. Untuk frekuensi SO Hz inverter dapat dihitung dengan rumus 2.1 : 2.5%
Setelah itu yang tidak kalah penting adalah menghitung Pinput motor
supaya kita dapat mengetahui Poutput motor.
Untuk frekuensi SO Hz inverter, dengan rumus 2.4 diperoleh : = 560 W
= 0.56 kW
Diketahui dari databook motor, diperoleh
Untuk frekuensi inverter 50 Hz Poutputmotor dapat dihitung dengan
rumus 2.5 dan diperoleh :
Poutmotor = = 0.414 kW


Untuk mengetahui dipakai rumus 2.12 yaitu :
Untuk frekuensi 50 Hz inverter, diperoleh : Untuk Psh dari pompa, dilakukan percobaan untuk mengukur Torsi pompa
dengan timbangan, setelah itu dapat diketahui besar Psh pompa dengan
rumus 2.6. N
Untuk
frekuensi 50 I Hz inverter, dapat dihitung : Untuk efisiensi pompa, dari rumus 2.8 dan 2.9 didapat : Untuk 50 Hz inverter, dengan yair = 1000 nilai Pe :

Untuk frekuensi 50 Hz inverter, dengan rumus diatas diperoleh :
Setelah i t u dapat dihitung dari sistem yang merupakan perkalian
efisiensi seluruh komponen sistem .

Untuk frekuensi 50 Hz inverter, diperoleh :
- 13.44%

Diagrm dan grafik sistem pompa gravitasi




Referensi: www.google.com



2 komentar:

wuryantoro online mengatakan...

Wew, lha anda hanya njiplak dari blognya mas Paijo gitu, jadi jangan malah membodohi para eksperimen atau yg penasaran dengan pompa ini, terus apa hubungannya dengan motor output kok jadi ngelantur kemana-mana. Maksudnya apa itu?????

Ronald_Arief mengatakan...

Emang copy paste, lagian itu cuma tugas, bukan experimen saya. Kalo ternyata pernyataan d atas kurang lengkap mungkin nilainya D, tp Alhmdllh nilainya B ko, hehe jd hanya sedikikit kesalahan dan kurang lengkap aja datanya. Adapun masalah hubungan motor output dg pompa memang beda bahasan, itu beda judul cuma saya entri dalam 1 blog. BEGITU..